Rabu, 25 Juni 2008

Media Radio Pendidikan

Resume Diskusi
Hari : Jumat, 10 Mei 2008
Pembicara : Sri Wahyuni
Tema : Media Radio Pendidikan/Pembelajaran

Penyiaran radio adalah media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan. Menurut (UU No 32/2002 tentang Penyiaran).
Implementasi radio pendidikan di Indonesia masih kurang, masih banyak radio yang hanya memuat pendidikan dengan porsi yang relatif minim. Kalaupun ada radio yang sifatnya edukatif (radio edukasi) itupun masih mengalami kendala dalam pelaksanaannya. Misalnya saja di kota Jogja yang notabene adalah kota pelajar, tetapi untuk mendirikan radio edukasi mengalami kesulitan dalam hal perijinan karena salah satu faktornya di kota Jogja sudah ada TVRI dan RRI sehingga tidak boleh mendirikan radio publik. Radio ini boleh berdiri tetapi menjadi radio komunitas.
Radio dapat dinikmati oleh semua lapisan tanpa membedakan derajat. Banyak materi pelajaran yang dapat dikemas dalam bentuk audio agar mempermudahkan proses belajar mengajar. Dengan adanya radio pendidikan di tiap-tiap daerah sebenarnya akan memberikan kontribusi yang besar dalam pendidikan, karena program-program yang disajikan selalu memuat unsur pendidikan bukan hanya untuk meraih keuntungan semata.

Erna Yulikah (error_cluck@yahoo.co.id)

Pengaruh Tayangan Televisi terhadap Tingkah Laku Anak

Latar Belakang
Televisi dan anak adalah dua hal yang sangat berbeda tetapi dua hal itu selalu berkaitan. Selama masih ada siaran televisi pasti hubungan antara televisi dan anak juga masih terjalin. Sekarang ini televisi bukan lagi menjadi barang yang langka. Hampir semua orang di pelosok negeri ini tahu apa itu televisi? ”Kotak ajaib” yang menjadi salah satu barang kesukaan semua orang.
Televisi hadir bagaikan cahaya, dengan menyajikan tayangan-tayangan andalan setiap stasiun televisi, benda itu mampu menghipnotis banyak orang untuk berlama-lama duduk di depan kotak ajaib itu, tertawa-tawa ceria, dan berbagai ekspresi yang muncul ketika meonton tayangan televisi. Bukan hanya orang dewasa saja yang terhipnotis, anak-anak kecil yang masih polospun ikut terhanyut dalam dramatisasi adegan-adegannya. Padahal kalau kita tengok ulang, anak-anak belum saatnya tahu akan hal itu, mereka belum mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang cocok buat mereka dan mana yang tidak. Akhirnya banyak anak-anak yang mengalami peristiwa ”dewasa sebelum saatnya”. Tingkah laku mereka banyak yang dipengaruhi oleh tayangan-tayangan yang ada di televisi.
Tetapi tidak boleh dipungkiri dengan hadirnya televisi di seluruh lapisan masyarakat, masyarakat akan lebih mudah untuk memperoleh informasi, hiburan, dan sebagainya tanpa memandang derajat. Semua itu ada sisi baik dan buruknya. Sehingga peran orang tua sangatlah dibutuhkan oleh anak-anak. Bukan hanya orang tua saja yang bertanggung jawab pada anak-anak tetapi semua pihak yang terkait.

Rumusan Masalah
• Bagaimana pengaruh tayangan televisi terhadap perilaku anak?
• Bagaimana cara untuk meminimalkan efek negatif tayangan televisi terhadap perilaku anak?
PEMBAHASAN

”Keluarga E mempunyai dua orang anak, yang berusia 4 tahun dan 1,5 tahun. Perilaku anaknya yang berusia 4 tahun itu awalnya biasa saja, lembut, dan gerakannya teratur. Tetapi beberapa waktu kemudian, perilakunya berubah menjadi lebih agresif setelah menonton film anak-anak ULTRAMAN. Gerakannya menjadi lebih cepat, tangkas, bahkan nyaris tanpa sadar cenderung mau memukul siapa saja yang ada dihadapannya. Sasaran yang menurutnya paling enteng adalah adiknya sendiri, yang baru berusia 1,5 tahun itu. Sehingga orang tuanya merasa perlu untuk terus mengawasi adiknya agar tidak berada dekat dengan kakaknya”.(www.dossuwanda.wordpress.com )
Cerita di atas merupakan pengalaman yang cukup menyentuh hati jika diresapi lebih dalam lagi. Persoalan anak-anak bukan hanya menjadi persoalan orang tua saja, tetapi juga menjadi persoalan semua pihak. Anak-anak adalah masa depan bangsa, nasib bangsa tergantung pada anak-anak, mereka adalah tunas-tunas bangsa, yang akan menjalankan roda pemerintahan. Tetapi dengan perkembangan alat elektronik yang semakin pesat membawa dampak positif maupun negatif. Misalnya saja dengan adanya televisi. Televisi tidak hanya membawa pengaruh yang positif saja, tetapi juga membawa pengaruh yang negatif, dengan tayangan yang dihadirkan tidak menolak kemungkinan akan mempengaruhi perilaku anak. Banyak anak-anak yang lebih cepat matang (dewasa sebelum saatnya).
Seorang ahli bernama Albert Bandura mengemukakan teorinya yang terkenal dengan nama Social Learning Theory, yang secara umum menjelaskan bahwa anak-anak akan dengan mudah meniru perilaku apa yang sering mereka tonton. Anak-anak yang menonton kekerasan mempunyai peluang besar untuk menirunya. Sebaliknya jika anak sering menonton acara yang berisi hal-hal yang bersifat mendidik, misalkan film yang berisi cerita kepalawanan atau kasih sayang (antar mahluk hidup), maka ia pun akan terpengaruh atau meniru apa yang ia tonton tersebut. (www.kayadansehat.blogspot.com). Anak-anak identik dengan jiwa yang bersih, jiwa yang lugu, polos, serta apa adanya. Semestinya biarkan mereka tumbuh dan berkembang secara alami, tanpa paksaan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Televisi adalah media yang potensial sekali, tidak saja untuk menyampaikan informasi tetapi juga membentuk perilaku seseorang. Sebagai media audio visual televisi mampu merebut 94% saluran masuknya pesan-pesan atau informasi ke dalam jiwa manusia yaitu lewat mata dan telinga. Televisi mampu membuat orang pada umumnya mengingat 50% dari apa yang mereka lihat dan dengar di layar televisi walaupun hanya sekali ditayangkan. Atau secara umum akan ingat 85% dari apa yang mereka lihat di TV, setelah 3 jam kemudian dan 65% setelah 3 hari kemudian (Dwyer pada www.forum.transtv.co.id)
Anak-anak lebih bersifat pasif dalam berinteraksi dengan TV, seringkali mereka terhanyut dalam dramatisasi terhadap tayangan yang ada di televisi. Televisi ibarat koin mata uang yang mempunyai dua sisi yang tidak bisa berjalan bersama-sama, selalu bertolak belakang. Di satu sisi sebagai sarana untuk mempermudah memperoleh informasi, hiburan, serta dapat membawa kehidupan ke arah kemajuan. Tetapi di sisi yang lain menularkan efek yang buruk terhadap sikap, pola pikir, dan perilaku anak. Televisi mempunyai daya tiru yang sangat kuat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Anak-anak yang masih rentan daya kritisnya, akan mudah sekali terpengaruh dengan tayangan televisi yang ditontonnya. Mereka belum mampu membedakan mana yang baik dan buruk serta mana yang pantas dan tidak pantas.
Pengaruh televisi pada anak-anak memang sulit untuk dihindari. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Deppen-RI dalam laporan Pengaruh Sosial Budaya dari Komunikasi Satelit (II). Proyek Penelitian RI 1977-1978, bahwa: ”Akibat lain dari masuknya televisi di desa adalah banyaknya anak-anak yang meninggalkan pelajaran mengaji karena mereka lebih tertarik untuk menonton acara siaran anak-anak (kartun dan sebagainya). Sebagian anak-anak juga mengikuti tayangan televisi sampai larut malam, yang menyebabkan mereka tidak lagi mempunyai waktu belajar atau membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah. Akibatnya, sebagaimana yang diceritakan oleh beberapa guru, bertambah murid-murid yang membolos, mengantuk di kelas, dan mengalami kemunduran dalam pelajarannya”(www.dossuwanda.wordpress.com).
Selain itu, ada juga contoh lain dari sebuah penelitian di California Selatan menemukan bahwa dalam beberapa tahun terhadap 732 anak, konflik dengan orang tua, perkelahian sesama anak, dan kejahatan remaja ternyata erat korelasinya dengan jumlah jam menonton TV (www.pks.jaksel.or.id). Bagi mereka yang kapasitas menontonnya tinggi, tidak menutup kemungkinan mereka lama kelamaan akan meniru adegan-adegan yang ada dalam tayangan Televisi yang sebenarnya tidak boleh mereka lakukan. Tidak hanya tayangan film yang membawa dampak negatif, ternyata iklan juga dapat mempengaruhi tingkah laku mereka. Anak yang sering menonton tayangan iklan-iklan di televisi yang sifatnya komersial, akan menjadi anak yang konsumtif. Mereka akan mudah terpengaruh oleh iklan tersebut yang akhirnya akan membawa mereka ke dalam tingkah laku yang konsumtif, suka menghambur-hamburkan uang.
Tetapi kita tidak boleh mengklaim bahwa semua tayangan televisi hanya berdampak negatif. Jelas pernyataan itu tidak adil. Seperti yang telah dijelaskan di atas, TV ibarat koin mata uang. TV juga mempunyai dampak positif, banyak siaran TV yang baik untuk pendidikan anak. Riset menemukan anak-anak TK sampai kelas lima yang suka menonton berita, ternyata lebih memiliki pengetahuan tentang politik , lebih suka mendiskusikan berita tersebut dengan teman-temannya, lebih tertarik dengan masalah-masalah publik, dan lebih suka mencari informasi-informasi lebih lanjut tentang apa yang mereka tonton (www.indonesiamedia.com). Dengan demikian, dapat memacu perkembangan pengetahuan dan ketrampilan anak untuk berdiskusi, berkreasi, berfantasi, dan berinteraksi dengan yang lain.
Saat ini sudah ada stasiun televisi yang mencantumkan kode-kode tertentu di ujung layar pada setiap acara yang ditayangkan. Kode-kode tersebut antara lain: D (Dewasa), SU (semua umur), dan BO(bimbingan orang tua). Ini bisa dikatakan sebagai alternatif atau jalan keluar untuk mengantisipasi menyebarnya informasi atau tayangan yang tidak pantas dikonsumsi oleh anak-anak. Dengan adanya kode-kode tersebut diharapkan para orang tua khususnya lebih mudah mengetahui jenis acara mana yang pantas untuk anaknya.
Ada beberapa saran untuk orang tua untuk meminimalkan efek negatif yang dapat ditimbulkan oleh televisi terhadap anak-anak, antara lain:
• Beri batasan waktu untuk menonton televisi. Kapan anak boleh menonton dan kapan anak harus berhenti menonton televisi?
• Duduklah bersama anak dan diskusikan isi tayangan pilihannya.
• Kalaupun tidak sempat mendampingi anak, orangtua sebaiknya menyeleksi program televisi mana yang benar-benar cocok untuk anak.
• Siapkan kegiatan alternatif pengganti agar anak tidak lagi merengek dan kembali menonton televisi.
• Tanamkan nilai-nilai keluarga secara berulang agar anak mengerti apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukannya sehingga anak lebih percaya diri menghadapi teman-temannya.
• Pantau terus kegiatan anak di luar rumah, bergaul dengan siapa? dikhawatirkan kalau menonton film-film porno yang ada di rumah temannya yang tidak terpantau oleh orang tuanya.
• Pendidikan yang mengandung nilai-nilai agama yang harus selalu diterapkan dan ditumbuhkan di rumah.
Bila masalah anak-anak ini hanya menjadi persoalan bagi para orang tua dan hanya beberapa gelintir orang yang peduli pada hal itu, maka masalah ini akan semakin sulit untuk terpecahkan. Sebenarnya pihak yang benar-benar terlibat dan harus dilibatkan untuk memecahkan masalah ini adalah pihak stasiun televisi itu sendiri. Karena pihak stasiun televisi mempunyai wewenang untuk menentukan layak tidaknya sebuah acara untuk ditayangkan. Mereka mempunyai andil yang besar pada semua tayangan yang ada di televisi. Di sinilah sebenarnya diperlukan orang yang benar-benar peduli pada nasib bangsa dan punya tanggungjawab moral yang tinggi. Kalau orang yang ditempatkan pada posisi ini adalah orang yang tepat, maka dia akan berfikir berkali-kali sebelum menayangkan sebuah acara. Apakah acara ini layak untuk ditayangkan? Sasarannya siapa? Disiarkan pada jam berapa? Apa pengaruh yang timbul dari acara ini? Dan masih banyk lagi pertimbangan yang mereka fikirkan.
Jika semua pihak bekerjasama dengan baik, maka akan ada harapan masalah ini mudah terpecahkan. Sehingga masa depan bangsa tidak lagi berada dalam ambang kehancuran.
Kesimpulan
Televisi adalah salah satu media yang potensial yang dapat menyampaikan informasi. Bukan hanya untuk menyampaikan informasi saja, televisi juga mampu menjadi media hiburan, serta dapat mempengaruhi seseorang berperilaku. Hal yang sangat wajar kalau segala sesuatu mempunyai sisi positif dan sisi negatif yang selalu berseberangan begitu juga televisi. Dengan hadirkan televisi yang menayangkan berbagai macam tayangan yang menarik juga membawa dampak yang positif maupun dampak yang negatif untuk pemirsanya, terutama untuk anak-anak.
Anak-anak yang belum dapat membedakan baik-buruk, pantas-tidak akan mudah sekali meniru adegan-adegan yang ada di televisi. Karena anak-anak identik dengan jiwa yang bersih dan polos. Oleh karena itu peranan orang tua dan semua yang terlibat dan merasa bertanggungjawab atas diri anak-anak (masa depan bangsa) sangat diperlukan guna membentengi anak-anak dari hal-hal yang belum saatnya mereka ketahui atau efek-efek negatif dari sebuah tontonan.
Masa depan bangsa ada di tangan anak-anak. Kalau orang tua dan pihak yang terkait mampu membimbing mereka dengan baik, memanfaatkan televisi sebagai media belajar, media untuk memperoleh informasi, serta media hiburan yang aman dan positif, maka anak-anak itu akan tumbuh dan berkembang sesuai usia mereka, secara alami dan menjadi anak yang cerdas serta anak-anak kebanggaan bangsa.

Senin, 23 Juni 2008

Peran Radio Pendidikan

PERAN RADIO PENDIDIKAN
Erna Yulikah
e-mail: error_cluck@yahoo.co.id

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Instansi pendidikan adalah instansi yang cukup terpandang dalam mencetak generasi penerus bangsa. Yang merupakan pabrik atau industri pencetak orang-orang berkualitas, mempunyai kemampuan lebih dan menjadi orang yang terpandang. Nama yang cukup popular dan terhormat itulah yang harus selalu dijaga agar dapat mempertahankan imagenya agar selalu eksis menjadi lembaga pencetak orang-orang ternama. Bagaimana mempertahankan image itu?
Untuk kemajuan bangsa banyak dilakukan inovasi dalam dunia pendidikan, salah satunya dalam hal media pendidikan. Di era sekarang banyak orang berbicara tentang multimedia, banyak pendidik yang berbondong-bondong menerapkan media tersebut dalam proses belajar mengajar di kelas. Tetapi banyak juga yang belum paham bagaimana penerapannya? Multimedia yang seharusnya menerapkan lebih dari satu media, tetapi masih banyak yang hanya menitikberatkan pada satu media saja yang mereka pandang menarik. Mereka lupa bahwa karakteristik siswa itu selalu berbeda. Hasil yang dicapai bukannya maksimal tetapi justru membosankan dan monoton serta siswa banyak yang sukar menyerap materi.
Salah satu jenis media pembelajaran yang perlu diperhatikan adalah media audio. Sekarang ini media audio khususnya radio sudah banyak ditinggalkan, jarang digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. Media audio kalah bersaing dengan media-media yang baru bermunculan. Padahal kalau kita jelajahi tentang seluk beluk media ini sangat menarik. Memang media ini mempunyai beberapa kelemahan, tetapi kalau kita perhatikan media lain juga mempunyai kelemahan. Sekarang ini tergantung pada materi apa yang akan disampaikan dan pemikiran mengenai media apa yang cocok?
Untuk mempertahankan eksistensi media audio dalam dunia pendidikan khususnya harus ada inovasi sendiri khususnya dalam diri media tersebut. Titik lemah media harus diperhatikan oleh para perancang media agar media ini menuju ke arah perfect. Karena kalau kita sedikit menoleh pada salah satu teori yang mengatakan bahwa kita akan menghabiskan waktu kita di sekolah untuk belajar sebesar 50% bagi siswa sekolah menengar dan 90% bagi kalangan perguruan tinggi melalui indera pendengaran kita. Berangkat dari teori ini seharusnya keberadaan media audio dalam dunia pendidikan tetap diakui dan selalu berkibar, bukannya semakin meredup.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana peranan radio pendidikan dalam dunia pendidikan?

PEMBAHASAN
Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Menurut pendapat Gerlach & Ely yang dikutip oleh Azhar Arzhad (1997:3) media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketranpilan atau sikap.
Proses belajar mengajar dapat diibaratkan sebagai proses komunkasi. Di mana dalam proses ini ada proses penyampaian pesan antara pendidik dengan peserta didik melalui perantara tertentu. Komunikan, komunikator, pesan, dan perantara atau media adalah bagian dari komunikasi. Dalam proses komunikasi akan terjadi hubungan yang efektif jika pesan yang disampaikan jelas. Begitu pula dalam proses belajar mengajar, tranfer ilmu akan mudah terlaksana jika dikomunikasikan dengan baik. Dengan media akan mempermudah penyampaian informasi atau materi dalam proses belajar mengajar karena media mempunyai beberapa keunggulan, antara lain:
1. Memperjelas penyajian pesan.
2. Mengatasi keterbasan ruang, waktu dan daya indera.
3. Membantu mengatasi kepasifan anak didik karena dengan media dapat merangsang dan menimbulkan interaksi antara guru dan siswa.

Radio Pendidikan
Media radio identik dengan indera pendengaran. Informasi atau pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam lambang auditif. Karena penyampaian informasinya melalui radio, media ini memiliki pengaruh yang kuat terhadap perasaan pendengarnya. Di sini pendengar seolah-olah ikut terlibat dalam dialog atau program yang sudah dikemas untuk menyampaikan materi atau informasi.
Radio merupakan media yang dinamis dan dapat mengikuti perkembangan zaman. Hal ini selaras dengan fungsi radio sebagai media hiburan dan informasi. Informasi sewaktu-waktu selalu berubah, setiap hari bahkan bisa berubah hanya dalam hitungan detik. Fungsi media yang seperti ini yang dipandang efektif dan mempunyai sumbangan yang besar dalam kemajuan pendidikan di negara kita. Dunia pendidikan juga selalu menuntut sesuatu yang baru, informasi yang aktual sesuai dengan tuntutan dunia pendidikan.
Radio melalui siarannya dapat menyampaikan pengajaran secara efektif, dapat menambah pengalaman dan pengetahuan serta dapat menimbulkan motivasi belajar siswa. Bentuk siarannya dapat berupa ceramah, cerita, wawancara, sandiwara, dan sebagainya. Radio tidak boleh kita remehkan, melalui radio kita dapat menangkap dan mengerti berbagai suara manusia serta bunyi lain yang ada hubungannya dengan masalah pembelajaran. Terkadang di kelas terjadi keributan yang ditimbulkan oleh suara kendaraan di jalan atau ceramah guru yang semakin monoton, tetapi dengan materi yang dikemas sedemikian rupa menjadi program audio dapat mengatasi kejenuhan siswa dalam mendengarkan dan memperhatikan materi yang disampaikan. Karena dalam menyusun atau mengemas materi pembelajaran ke dalam bentuk audio terlebih dahulu perancang pembelajaran telah mengadakan identifikasi dan mengamati karakteristik siswa sehingga pada penerapannya menjadikan siswa mudah dan asyik dalam proses belajar mengajar.

Peranan Radio dalam Dunia Pendidikan
Radio merupakan salah satu sumber bahan ajar yang ekonomis, menyenangkan, dan mudah disiapkan. Dapat berfungsi sebagai media pembelajaran untuk belajar mandiri. Dengan kemasan materi yang menarik akan merangsang daya imajinasi anak, sehingga mereka akan terlihat aktif dan merangsang kreativitas anak. Media ini juga dapat membantu bagi audience yang mengalami buta huruf, karena penyajiannya mengandalkan audio, suara, atau bunyi.
Dalam dunia pendidikan radio juga memberi kontribusi yang cukup besar, misalnya saja untuk menyampaikan informasi ke desa atau pelosok negeri yang belum terjangkau dengan fasilitas-fasilitas elektronik yang modern, radio dapat menyampaikan informasi tersebut dengan mudah merambah ke segala penjuru negeri. Selain alasan ekonomis, radio juga mudah kita akses di segala penjuru termasuk di daerah terpencil sekalipun. Dalam penyajiannya atau penyampian pesannya lewat radio dapat dilakukan secara serempak, dalam waktu yang sama di beberapa daerah yang berbeda. Tidak hanya terbatas pada informasi untuk pendidikan saja, radio juga menawarkan berbagai hiburan baik itu melalui musik atau melalui drama radio.
Penggunaan radio dalam proses pembelajaran tidak terbatas pada satu sisi kemampuan saja. Dalam proses belajar mengajar radio dapat digunakan untuk tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Untuk tujuan kognitif, radio dapat digunakan untuk mengajarkan pengenalan kembali, misalnya latihan belajar mengingat, mengucapkan kata, mendengarkan bunyi, dan sebagainya. Untuk tujuan afektif, misalnya suasana dapat diciptakan memelui musik, efek suara, atau suara narator. Sedangkan untuk tujuan psikomotor, radio dapat digunakan untuk mengajarkan ketrampilan verbal.
Radio sangat mendukung dalam proses belajar yang notabene seperti pendapat Sanford E. Taylor (John D. Latuheru 1988:68) bahwa di Sekolah Dasar dan Menengah bahkan di Perguruan Tinggi, sebagian besar waktu di dalam kelas digunakan melalui proses pendengaran atau dengan menggunakan indera dengar atau telinga. Sehingga kalau di dalam dunia pendidikan dapat memanfaatkan radio dengan maksimal maka radio dapat menggantikan posisi guru atau pengajar, mereka tidak perlu panjang lebar ceramah di depan kelas yang belum tentu materi yang disampaikan terserap oleh semua siswa.
Heinich, Molendan, dan Rusel juga berpendapat (John D. Latuheru 1988:68) bahwa siswa Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah menghabiskan sekitar 50% waktu untuk mendengarkan pelajaran di sekolah. Di Perguruan Tinggi 90% dari waktu yang digunakan untuk mendengarkan materi perkuliahan, ceramah, diskusi, atau seminar. Dari pendapat ini juga dapat disimpulkan bahwa radio atau media audio lainnya mempunyai peluang yang cukup besar untuk membawa pendidikan di suatu negara ke arah yang lebih baik sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Sedangkan menurut Arif Sadiman dkk (1986:51-53) berpendapat bahwa media radio mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan media yang lain, yaitu:
• Harganya relatif murah dan variasi programnya lebih banyak daripada TV.
• Sifatnya mudah dipindahkan (mobile). Radio dapat dipindah-pindahkan dari satu ruang ke ruang lain dengan mudah.
• Jika digunakan bersama-sama dengan alat perekam radio bisa mengatasi problem jadwal.
• Radio dapat mengembangkan daya imajinasi anak.
• Dapat merangsang partisipasi aktif dari pendengar.
• Radio dapat memusatkan perhatian siswa pada kata-kata yang digunakan, pada bunyi dan artinya.
• Siaran lewat suara terbukti amat tepat/cocok untuk mengajarkan musik dan bahasa.
• Radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu secara lebih baik.
• Radio dapat mengerjakan hal-hal tertentu yang tidak dapat dikerjakan oleh guru.
• Radio dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, jangkauannya luas.

Hambatan Radio sebagai Media Pembelajaran
Setiap media tidak lepas dari kekurangan, termasuk media radio. Media radio juga mempunyai beberapa kelemahan yang harus diperhatikan agar media ini semakin perfect. Kelemahan tersebut antara lain:
1. Karena sifatnya yang auditif, dalam penggunaan media ini harus benar-benar konsentrasi khususnya indera pendengaran kita karena hanya sekilas saja, tidak ada siaran ulang.
2. Media ini belum mampu untuk menyajikan hal-hal yang sifatnya kompleks seperti rumus-rumus matematika, fisika, dan kimia sehingga kurang efektif jika diterapkan pada materi yang sifatnya berhitung.
3. Materi yang disajikan kurang mendalam.
4. Tidak dapat diterapkan pada audience yang mengalami gangguan dengan pendengaran, karena radio membutuhkan konsentrasi yang cukup pada indera pendengar.




PENUTUP
A. Kesimpulan
Radio adalah salah satu media pembelajaran yang dipandang efektif untuk membantu mempermudah prose belajar mengajar berlangsung. Media yang sangat merakyat pada masyarakat kita. Sehingga dengan adanya radio akses informasi bagi masyarakat tidak terhenti hanya pada mereka yang mampu mengakses atau mereka yang mempunyai uang yang lebih. Tetapi kini dengan radio semua lapisan masyarakat dapat menikmati, mengakses informasi dengan mudah.
Kemudahan akses informasi ini akan membantu untuk mewujudkan tujuan pendidikan di negara kita. Serta dari beberapa pendapat para tokoh besar dunia mengatakan bahwa sebagian besar murid memperoleh informasi dari proses pendengaran. Dari pendapat ini, radio mempunyai peluang yang besar untuk membantu mensukseskan pendidikan nasional. Keberadaan radio pendidikan di negara ini tidak boleh diremehkan lagi. Melalui alat ini orang dapat mendengarkan siaran dari berbagai penjuru dan peristiwa.
Radio pendidikan mempunyai nilai tertentu, seperti memberikan berita yang up to date, menarik, jangkauan luas, menimbulkan imajinasi, mendorong kreatifitas seseorang, dan sebagainya.

B. Saran
• Pengemasan media audio dikemas lebih menarik lagi agar dapat meningkatkan minat pendengarnya.
• Bahasa yang digunakan jangan bahasa yang terlalu formal karena hanya akan meninggalkan kesan monoton. Lebih baik menggunakan bahasa tutur, bahasa keseharian audience jadi kesannya lebih santai tetapi tetap serius.
• Memaksimalkan peran radio dalam pendidikan untk mencapai tuhuan pendidikan. Karena sebagian bsar waktu di dalam kelas digunakan melalui proses pendengaran.
• Karena radio pendidikan bisanya tidak dipergunakn penuh dan langsung untuk tujuan pendidikan, seharusnya siaran khusus pendidikan diatur dengan jadwal dan kalau bisa disesuaikan dengan mata pelajaran dengan materi tertentu di sekolah secara bergantian agar siswa dapat mengakses informasi secara serempak di dalam kelas meskipun tempatnya berbeda.


Daftar Pustaka :
Anderson, Ronald H. 1987. Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran. Jakarta : CV. Rajawali.
Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Danim, Sudarwan. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Hilmie, Farhan. 2007. Tanggungjawab Lembaga Penyiaran. http://www.suaramerdeka.com, 25 September.
Latuheru, John. D. 1988. Media Pembelajaran. Jakarta : Depdikbud.
Nn. 2008. Peran Radio terhadap Dunia Pendidikan. http://www.pppgkes.com, 20 Februari.
Rahayu, Rini. 2007. Pendidikan melalui Radio. http://www.suaramerdeka.com, 25 September
Sadiman, Arif S dkk. 1986. Media Pendidikan. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

Karya ini adalah karya saya ( http://Errorcluck.blogspot.com email: error_cluck@yahoo.co.id ) sendiri bukan plagiat, kecuali bagian yang memang sudah disebutkan dalam daftar pustaka.

Senin, 16 Juni 2008

WIRELESS NET WORKING

SEJARAH JARINGAN WIRELESS
Sejarah perkembangan teknologi jaringan wireless hingga saat ini dibagi menjadi 3 generasi:
1. Generasi-1 (1G)
Dimulai pada akhir tahun 1970-an di Amerika. Di Eropa awal tahun 1978. telepon wireless untuk kawasan Eropa ditandai dengan diluncurkannya paling tidak 9 standar sistem analog.
2. Generasi-2 (2G)
Dipelopori dari kawasan Eropa yang diawali pada kebutuhan bersama terhadap satu system jaringan baru yang dapat menjadi standard jaringan yang berlaku dan dapat diterapkan di seluruh Eropa. Standard baru diperkenalkan dengan nama Standard for Mobile Communication (GSM). Di Amerika ditandai dengan diluncurkannya standard jaringan baru yang juga bersistem digital yang diberi nama Digital AMPS (D-AMPS) kemudian IS-95 atau CDMA one. Di Jepang berkembang system Personal Digital Seluller (PDC).
3. Generasi-3 (3G)
Saat ini dikembangkan oleh suatu kelompok yang diakui dan merupakan kumpulan para ahli dan pelaku bisnis yang berkompeten di bidang tersebut. Standard 3G akan bercabang menjadi 3 standard system yang akan diberlakukan di dunia:
a. Enhanched Datarates for GSM Evolution (EDGE)
b. Wideband CDMA (WCDMA)
c. CDMA 2000

PERKEMBANGAN WIRELESS
1. AMPS (Advanced Mobile Phone System)
AMPS merupakan system telepon woreless analog. Pertama kali diperkenalkan di New Jersey dan Chicago pada tahun 1978. waktu itu cukup sukses, berhasil memberikan pelayanan telepon bergerak yang dapat menjakau sebagian besar daratan Amerika. Pada AMPS suara dikonversi menjadi gelombang radio FM dan dikomunikasikan dari telepon ke menara dan sebaliknya. Hanya satu komunikasi suara dalam satu kanal radio. Kelemahan dari AMPS antara lain dalam hal mobilitas pengguna yang sangat terbatas karena belum adanya kemampuan handover, efisiensi yang sangat kecil karena keterbatasan spectrum dan system ini tidak dapat dioptimalkan lebih langjut karena ketrebatasab kemampuan kompresi dan coding data.
2. TDMA (Time Division Multiple Access)
Dalam TDMA, teknologi paket data lebih diperkenalkan dalam bentuk celuller Digital Pavket Data (CPDP) pada tahun 1992. teknologi ini memberi kemampuan kepada D-AMPS/AMPS untuk komunikasi suara maupun data menggunakan kanal jaringan. Dapat menjalankan aplikasi internet protocol dan dapat bertindak sebagai ekstensi internet di mana pengguna dapat merasa online terus menerus.
3. GSM (Global System for Mobile comumnication)
GSM adalah sistem telekomunikasi bergerak yang menggunakan sistem seluler digital (system telekomunikasi bergerak/STB). Macamnya ada 2 yaitu STB non seluler (memiliki daerah cakupan yang sangat luas) dan STB seluler (STB yang dibagi menjadi daerah yang lebih kecil).GSM memiliki karakteristik yang dapat menangani suara secara efisien. Komunikasi data pada GSM dijalun melalui mekanisme circuit switched connection yang berarti hubungan diawali dengan dial dari pengguna dan diakhiri dengan pemutusan hubungan. Apabila pengguna ingin mengakses data lagi maka mereka harus melakukan dial lagi. Hal inilah yang menjadikan keterbatasan GSM di mana pengguna akan selalu dibebani biaya koneksi selama mereka membuka mengakses data.
4. CDMA (Code Division Multiple Acces)
Teknologi digital yang baru yang menyebarkan multiple komunikasi suara, dan tiap komunikasi suara dibungkus dengan sebuah kode dan dalam kanal radio yang sangat luas.
5. GPRS (General Packet Radio Services)
GPRS merupakan teknologi overlay yang disisipkan di atas jaringan GSM untuk menangani komunikasi data pada jaringan. Kecepatan transfer data GPRS dapat mencapai hingga 160 kbps. Teknologi ini memiliki 3 fitur keunggulan yaitu always online, an upgrade to existing networks (GSM dan TDMA), an integral part of EDGE and WCDMA.
6. PCS (Personal Communication System)
PCS merupakan layanan digital yang menggunakan pita frekuensi yang lebih tinggi (1,9 GHz). Pita ini dikenalkan oleh Amerika Serikat. PCS di Jepang berbasis pada konsep DECT dan dikenalkan pada tahun 1994 : PHP system (Personal Hand Phone system). Bentuk komunikasi PCS meliputi suara, fax, data dan paging. Pada PCS pengguna diberi nomor pribadi. Jaringannya adalah jaringan data dan suara, system kabel dan tanpa kabel, telepon cordless, telepon bergerak, PSTN dan PABX. Biasanya PCS digunakan untuk perusahaan yang punya anak cabang di berbagai dunia.
7. ESMR/IDEN (Enhanced Specialized Mobile Radio/Integrated Digital Enhaced Network)
Kumpulan teknologi digital yang digunakan oleh mobile system radio yang khusus. Menggunakan teknologi TDMA dan beroperasi di bandwith 800 MHz.

JENIS WIRELESS
1. Cellular-based wireless data solution
Mempergunakan saluran komunikasi cellular/pager yang sudah ada untuk mengirimkan data
2. Wireless LAN (WLAN) solution
Wireless LAN adalah sebuah jaringan local (LAN) yang terbentuk menggunakan media perantara sinyal radio frekuensi tinggi, bukan dengan menggunakan kabel. Wireless LAN memiliki tingkat fleksibilitas yang lebih tinggi daripada media kabel. Wireless LAN sering digunakan sebagai ekstensi dari komunikasi melalui media kabel atau sebagai media alternative bagi komunikasi melalui kabel. Hubungan wireless dalam lingkup area yang terbatas, biasanya 10 s/d 100 meter dari base station ke Acces Point (AP)

APLIKASI
Aplikasi baru Wireles misalnya SMS dan ringtone, pada telepon seluler, M-banking. Fasilitas m-banking mampu meningkatkan transaksi yang terjadi pada bank. Salah satu contohnya adalah m-banking BCA. Selain dunia perbankan aplikasi wireless juga merambah pada komunikasi. Komunikasi data membutuhkan sebuah media penghantar agar informasi yang ingin disampaikan dapat berjalan ke tujuannya dengan baik. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang banyak tersedia layanan komunikasi sehingga memudahkan pengguna untuk mengakses informasi.
Komunikasi GSM teknologi 3G memungkinkan kita untuk saling bertukar informasi dalam bentuk teks, suara, gambar dan video live secara cepat sehingga seperti tidak ada jarak antar penggunanya. Dengan 3G kita bisa melakukan aplikasi mulai dari mobile internet berkecepatan tinggi hingga 2 Mbps, location-based service, mobile shopping, multi-party video conference, dan video streaming.
Personalia dari aplikasi wireless dibangun agar aplikasi menjadi user-centric dan location centric yang berarti ketika pengguna log-on ke internet maka preference pengguna akan teraktivasi.dengan preference tersebut aplikasi kemudian dapat dikustomisasi sesuai dengan kebutuhan pengguna dan dapat disesuaikan dengan lokasi di mana pengguna berada. Dengan aplikasi agent yang diinstal pada handset maka agent akan dapat membantu mencarikan kebutuhan spesifik pengguna sesuai dengan prefnce pengguna tersebut.
Saat ini teknologi wireless kian popular. Karena sekarang sudah bebas kabel yang dulu setiap orang di planet bumi khawatir akan terjerat kabel maka sekarang, ia sudah menjadi sebuah alternative yang sangat berharga ketimbang jaringan tradisional yang banyak menggunakan kabel.
Tidak hanya terbatas pada contoh di atas. Aplikasi wireless juga merambah ke e-mail, entertainment, perdagangan dan fungsi-fungsi lainnya yang merambah pada dunia pekerjaan sehari-hari manusia. Pada perusahaan telah dimutasi dan mulai ditingkatkan. Pergerakan file, informasi, dan lainnya akan berjalan di atas jaringan kabel maupun wireless.
5 Januari 2008
By: http://Errorcluck.blogspot.com
error_cluck@yahoo.com

Daftar pustaka
http://striyantono.net
http://www.cert.or.id
http://dolin.wordpress.com
http://gratisiklan.com
http://digilib.itb.ac.id
http://budi.insan.co.id
Budi Raharjo-Keamanan Sistem Wireless
Bahan kuliah Teknologi Informasi mahasiswa Teknologi Pendidikan angkatan ‘03

THE MIRACLE WORKER

Film ini menceritakan kehidupan seorang gadis cilik yang mengalami kecacatan. Gadis ini mengalami kebutaan, ketulian dan kebisuan. Oleh keluarganya dia selalu disayang dan dimanja. Dibiarkannya dia sesuka hatinya, sesuai kemauannya meski apa yang telah dia lakukan itu salah. Orang tuanya berusaha untuk menyembuhkannya melalui berbagai pengobatan dan mencarikannya dia guru.
Pada suatu hari datanglah seorang perawat sekaligus guru baginya. Ani namanya, dia salah satu murid seorang dokter terkenal. Atas permintaan dokter tersebut ani bersedia merawat dan mendidik anak kecil tersebut. Oleh ani diterapkan cara dan system yang berbeda jauh dari apa yang telah diterapkan oleh orang tuanya selama ini. Dengan kerja kerasnya Ani berhasil mengubah perilaku Helen.
Dari film ini kita dapat banyak mengambil pelajaran yang berharga. Antara lain film ini mengajarkan kita untuk berusaha semaksimal mungkin, jangan pantang menyerah! Kita dapat mengubah sesuatu asal dengan usaha keras dan cara yang tepat. Di sini juga diperlihatkan pembelajaran dengan alam.